Kamis, 17 Desember 2009

A Love To Kill (Episode 21)

Ketika mengunjungi Min-joo, Bok-gu dikejutkan oleh kepanikan Eun-seok melihat sang kakak tidak membuka matanya. Gadis itu langsung pingsan saat dokter menyebut nyawa pria itu tidak bisa lagi diselamatkan dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan.

Saat bangun, Eun-seok keheranan saat tahu dirinya telah berada di rumah, dan perasaannya makin kacau saat ketika sang ibu melarangnya kembali ke rumah sakit. Namun, tekadnya sudah bulat meski belakangan Joon-seong juga hadir untuk membujuknya.

Bok-gu terus menunggui Min-joo sepanjang hari, sampai-sampai ia tertidur di rumah sakit. Ia langsung terbangun saat merasakan tangan sang kakak membelainya. Sebelum pergi untuk selamanya, Min-joo sempat membisikkan sesuatu di telinga adiknya.

Berlari seperti orang kesetanan, Eun-seok terlambat dan mendapati Min-joo telah terbujur kaku saat sampai di rumah sakit. Kembali pingsan untuk kesekian kalinya, setelah sadar gadis itu cuma bisa menyesali apa yang terjadi saat menatap foto pria yang pernah begitu dicintainya itu.

Yang paling terpukul adalah Bok-gu, yang merasa dirinya dikhianati sang kakak. Kembali ke sifat lamanya yang begitu gampang marah, ia kembali teringat akan ucapan terakhir Min-joo, yang meminta supaya Bok-gu tidak lagi membuat Eun-seok menangis karena gadis itu sangat mencintainya.

Gara-gara melampiaskan amarahnya dengan memukul seseorang, Bok-gu dibawa ke kantor polisi dan nyaris saja ditahan. Beruntung, Da-jeong muncul untuk menebusnya. Sadar kalau hal tersebut dilakukan karena merasa bersalah atas kematian Min-joo, gadis itu meminta Bok-gu untuk berhenti merasa bersalah.

Cara yang digunakan Eun-seok lain lagi, ia menutupi kesedihannya dengan berpura-pura gembira dan menerima ajakan Joon-seong. Namun belakangan gadis itu sadar apa yang seharusnya dilakukan, dan menyusul Bok-gu yang berada di puncak sebuah gedung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar