Senin, 05 Juli 2010

Wonderful Life (Episode 16-Tamat)


Sinopsis Wonderful Life
Episode 16 (Final)


Begitu mendengar dirinya sudah boleh pulang, Shin-bi senang sekali dan meminta untuk diajak ke taman ria. Sebelum pergi, gadis cilik itu meminta Se-jin mengantarnya kekamar teman barunya namun sesampai disana, anak itu ternyata telah meninggal.

Saat berjalan keluar, diam-diam Shin-bi membatin supaya Tuhan tidak mengambil nyawa orang-orang baik karena dunia akan lebih baik bila mereka hidup. Setelah melepas ikan emas yang didapatnya dari rumah sakit, ia diajak ke taman ria dimana Se-jin dan Seung-hwan pernah berkencan.

Kebahagiaan tersebut ternyata hanya berlangsung sebentar, saat menaiki carroussel mendadak Shin-bi pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Siap dengan segala kemungkinan terburuk, Se-jin terus menunggui putrinya bersama Seung-hwan.

Didalam kamar putrinya, Se-jin teringat akan masa-masa indah bersama Shin-bi saat melihat-lihat pakaian da foto gadis cilik itu. Saat di rumah sakit, Il-jin yang histeris menyalahkan adiknya karena telah melahirkan Shin-bi dan membuatnya menderita. Ucapan tersebut membuat Se-jin terpukul, dan langsung berlari meninggalkan sang kakak, ibunya, dan Seung-hwan.

Akhirnya wanita itu menempuh cara drastis : ia meminta daftar nama-nama pendonor sumsum tulang belakang dan bersama Seung-hwan sambil membawa foto Shin-bi, mendatangi seorang diantaranya dan berlutut memohon.

Dalam kegalauannya, Seung-hwan minum-minum ditemani Seung-pil. Menceritakan tentang kondisi sang adik saat kecil yang sering sakit-sakitan, pria itu menjelaskan alasan utamanya sebagai dokter dan mengingatkan meski profesi itu tidak bisa membuat keajaiban, namun harapan dari keluarga pasien kerap menjadi faktor penting bagi kesembuhan.

***

Didalam, ketiganya harus menahan tangis saat mendengar suara Shin-bi. Bersama Seung-hwan, ia berharap-harap cemas di rumah sakit sambil menunggu kepastian pendonor sumsum tulang belakang. Namun, yang didapat malah sebaliknya.

Seung-hwan mendapat telepon dari pihak rumah sakit, yang meminta kesediaannya untuk mendonorkan sumsum tulang belakang pada pasien lain. Berita tersebut langsung ditentang oleh ibunya, yang tidak ingin nyawa putranya melayang. Didalam kamar rumah sakit, Se-jin terus menunggui putrinya, Do-hyun dan Chae-young yang belakangan muncul trenyuh melihat kondisi itu.

Kejadian demi kejadian yang menimpa membuat hubungan suami-istri itu dengan Do-hyun dan Chae-young menjadi akrab, pelan tapi pasti keempatnya menjadi akrab bagai sahabat. Saat tinggal berdua, sambil setengah bercanda Chae-young mengatakan tidak akan melepaskan Se-jin bila gagal menyelamatkan nyawa Shin-bi.

Satu-persatu teman atau keluarga Seung-hwan dan Se-jin datang menjenguk Shin-bi, sehingga meski kondisinya lemah gadis itu merasa sedikit terhibur. Menjelang operasi, Seung-hwan mendapat kado terindah dari Se-jin : ucapan cinta.

Saat masing-masing meregang nyawa, mendadak terdengar bunyi telepon di kantor Seung-pil : donor sumsum bagi Shin-bi sudah ditemukan, tepat pada saat kondisi gadis cilik itu berada di ambang maut.

Kehidupan terus berjalan, Se-jin menjelma menjadi rekanan kerja Do-hyun dan Chae-young dengan bahasa Inggris yang paten, sementara Il-jin bekerja sebagai pramugari. Keempatnya terbang dengan pesawat yang dikemudikan oleh Seung-hwan dan Chang-myung yang telah lulus kuliah.

Ups......ternyata itu adalah mimpi Shin-bi, yang tertidur saat bersama Seung-hwan dan Se-jin menuju Singapura. Keduanya tetap tidak berubah, masih kerap bertengkar diiringi oleh senyum manis putrinya yang maklum kalau ayah dan ibunya saling mencintai.

Ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya di Singapura? Ternyata semua itu diawali dari simpati dan mendengarkan lagu bersama saat berada didalam kamar. Dari situlah semua berawal, diawali dari pertengkaran, 'kecelakaan', sampai akhirnya Seung-hwan dan Se-jin belajar tentang tanggung jawab sebagai orang tua.

TAMAT

1 komentar: