Sinopsis Mr. Goodbye
Episode 5
Soo Jin datang ke hotel untuk bertemu dengan Hyun Suh.
"Apa kau sudah buat janji?" tanya Kyle.
"Belum."
"Dan kau adalah...?"
"Katakan saja aku dari rumah." ujar Soo Jin. "Ia akan tahu."
Kyle menelepon. Tanpa sengaja ia melihat Hyun Suh dari kejauhan. "Ah, disana!" tunjuknya.
Young In sedang ribut-ribut bersama Gun Young dan pacarnya.
"Bagaimana perasaanmu padaku?" tanya Young In pada Hyun Suh.
Soo Jin sudah ada dibelakang mereka saat itu.
"Bagaimana perasaanmu padaku?!" tanya Young In lagi.
Hyun Suh diam. "Tentu saja... tidak ada apa-apa." jawabnya. "Perlu kuperjelas lagi? Aku membencimu."
Young In terkejut. "Apa yang kulakukan hingga membuatmu membenciku?" tanyanya shock.
"Aku sibuk." kata Hyun Suh. "Aku akan menjelaskan lain waktu. Aku pergi."
Gun Young ditarik pergi oleh kekasihnya.
Young In hanya berdiri diam dengan kesal. "Kenapa semua orang tidak menyukaiku?" gumamnya.
"Pria bajingan itu!" seru Gun Young keras. "Apa yang salah dengan Young In?"
Kyle berdiri dibelakangnya saat itu.
Tidak lama setelah itu, Young In kembali ke posnya bekerja. Setelah itu, Hyun Suh berjalan bersama dengan Soo Jin.
Kyle hanya melihat sebagai pengamat, tidak berkomentar sedikitpun mengenai itu. Ia hanya mengatakan pada Young In agar tetap tersenyum dan bicara ditelepon dengan nada ceria pada para tamu hotel.
Soo Jin membawa Hyun Suh ke rumah sakit untuk check up.
Young Kyu meminta bicara dengan Young In.
Young In mengatakan padanya bahwa ia sudah melupakan ayahnya sejak lama, jadi ia ingin mereka bersikap seperti orang yang tidak saling mengenal.
"Kau akan mencari hotel lain untuk bekerja?" tanya Young Kyu.
"Kenapa? Aku suka disini." kata Young In. "Kecuali kau, aku suka semua yang ada disini."
Soo Jin mengatakan bahwa hasil check up jantung Hyun Suh normal. "Jika 5 tahun lagi hasilnya masih seperti ini, aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi."
Hyun Suh hanya diam, memandang jantungnya di monitor. "Hari ini.. aku merasa aneh." katanya. "Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal disini. Perasaan yang sulit dijelaskan. Seperti ditusuk dengan jarum. Tidak sakit, tapi... nyaman.. Tidak... detak jantungku lebih kencang. Perasaan ini sangat aneh.Ini pasti sesuatu yang bagus. Apapun itu, tapi sulit dijelaskan."
"Jangan ceroboh." kata Soo Jin, memperingatkan Hyun Suh untuk menjaga jantungnya.
"Apa maksudnya ceroboh?"
"Itu... untuk membuat jantungmu tetap tenang." jawab Soo Jin. "Jangan sampai kau gugup."
"Jika aku merasa percaya pada seseorang, menyukai seseorang.. apakah itu ceroboh juga?" tanya Hyun Suh. "Kalau begitu, aku seperti sedang menjalani hidup yang ceroboh."
"Kedengarannya tidak buruk." kata Soo Jin, tersenyum.
Dalam perjalanan pulang, Hyun Suh tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Young In tadi pagi dan ngedumel sendiri.
Malam itu, ketika sedang mengendarai mobilnya, Hyun Suh melihat Young In sedang duduk di halte menunggu bus. Hyun Suh turun dari mobil dan hendak menghampiri Young In, tapi bus sudah datang. Young In naik ke dalam bus.
Bus berjalan beberapa meter.
"Tunggu! Tunggu!" teriak seorang pria gendut, mengejar bus.
Bus berhenti tepat di sebelah Hyun Suh. Supir bus tetap membuka pintu setelah pria gendut masuk, mengira Hyun Suh akan naik ke bus juga.
Hyun Suh berpikir sejenak, kemudian memutuskan untuk naik ke dalam bus.
Hyun Suh membuka dompetnya. Ia tidak punya uang receh dan meminta izin pada supir bus untuk bicara dulu pada Young In, meminjam uang receh.
"Berikan aku uang 1000 won." kata Hyun Suh, menodong Young In.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Young In.
"Berikan 1000 won dulu dan aku akan memberitahumu."
"Aku tidak punya." kata Young In.
"Kalau begitu pinjamkan aku uang 1000 won dan aku akan mengembalikan 10.000 won." kata Hyun Suh.
Young In memberikan uang itu pada Hyun Suh. "Hanya ada 900 won."
"Tidak apa-apa. Berikan padaku." Hyun Suh membayar bus dan mengembalikan uang Young In 10.000 won.
"Aku tidak mau. Berikan aku 900 won. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya 900 won." kata Young In.
Hyun Suh menyerah. "Baik, baik." katanya. "Sekarang, tolong geser."
"Kenapa?" tanya Young In. "Masih banyak tempat duduk yang kosong. Untuk apa duduk bersama orang yang bukan siapa-siapa?"
Hyun Suh menyerah dan duduk di bangku di depan Young In.
"Apa yang kau suka dariku?" tanya Hyun Suh, menoleh ke belakang.
"Kau bisa menggunakan uangmu untuk baju dan selimut." jawab Young In.
"Kau ingin aku mengenalkanmu pada orang yang lebih kaya?" tanya Hyun Suh. "Orang yang bisa menggunakan uang untuk bantalnya?"
"Terserah kau!" kata Young In acuh.
Hyun Suh kesal dan berbalik. Young In memandangnya dari belakang.
Ketika hendak membuang sampah di luar, tanpa sengaja Mi Hee berpapasan dengan Young Kyu di dekat lift.
Mi Hee sangat kesal saat mendengar Young Kyu masih memanggilnya Yobbo, panggilan yang biasa digunakan untuk suami atau istri. Ditambah lagi Young Kyu mengatakan bahwa ia tinggal di kamar 1002, kamar yang berada tepat di sebelah kamarnya, dan memintanya pindah.
"15 tahun ini, apakah kau hidup dengan baik?" tanya Mi Hee, menahan marah dan sedihnya. "Young In, Jae Dong.. apa kau memikirkan mereka? Apa kau masih manusia?! Kau masih punya keberanian untuk memintaku pindah?! Kenapa kami harus pindah?! Orang yang seharusnya pindah adalah kau!"
Saat itu, Young Kyu melihat istrinya sedang berjalan tidak jauh dari mereka.
"Apa kami berbuat salah?!" teriak Mi Hee. "Orang yang mencampakkan kami adalah kau, bukan aku! Kenapa kami harus pindah?!"
Melihat istrinya makin dekat, Young Kyu menarik Mi Hee dan menutup mulutnya agar tidak berteriak-teriak.
Setelah istrinya lewat, Young Kyu melepaskan Mi Hee.
"Apa selama ini kau bahagia?" tanya Mi Hee. "Kelihatannya kau sangat bahagia."
"Aku memang seorang bajingan." kata Young Kyu. "Tolong minta anak-anak supaya pindah."
Mi Hee marah dan membuang sampah di kepala Young Kyu. "Sampah! Sampah sepertimu tidak bisa digunakan lagi!"
Young In menulis surat pengunduran diri. Ia meminta adiknya tidak mengikuti ujian dan bekerja.
Kang Chul Goon mendatangi Kyle yang sedang berenang. Dengan acuh, Kyle melewatinya.
"Kau.. memiliki ayah yang luar biasa." kata Chul Goon.
Kyle berhenti berjalan dan menoleh. "Apa kau tertarik pada latar belakangku?" tanyanya dingin.
"Tidak." jawab Chul Goon. "Aku pergi ke ruang Direktur dan tidak sengaja menemukan catatan tentang kau dan ayahmu."
Hyun Suh berjalan melewati meja kerja Young In. Young In menoleh sedikit padanya dan membuang muka.
"Mengacuhkan aku, hah?" gumam Hyun Suh. Ia menunjukkan sebuah kertas pada Young In. "Apa ini? Ronny ada disini?"
"Ronny ada disini?!" tanya Young In.
Hyun Suh memanggil Young Kyu untuk menanyakan kenapa biaya promosi restoran hotel meningkat mencapai lebih dari 50% dari musim lalu.
"Kompetisi antar hotel sangat ketat." jawab Young Kyu.
Tidak lama kemudian, seorang pria lain masuk.
"Apakah Kepala Bagian Restoran tahu mengenai hal ini?" tanya Hyun Suh pada pria tersebut. "Bahwa biaya promosi restoran hotel meningkat lebih dari 50%?"
"Itu tidak mungkin." jawab Kepala Bagian Restoran. "Pesanan menurun jika dibandingkan musim sebelumnya. Persiapan yang sudah dilakukan untuk bagian restoran juga tidak sebanyak itu."
Young Kyu memberi alasan bahwa pihak restoran hanya tahu soal dekorasi dan jadwal sedangkan hal yang lain diurus oleh bagian marketing.
Hyun Suh tersenyum.
Ketika Young In sedang berada di toilet, ia mendengar pada wanita pegawai hotel membicarakannya.
"Aku sering mendengar ia bicara tidak formal pada Direktur." kata salah seorang gadis.
"Kau mudah sekali terkejut." kata resepsionis. "Aku pernah melihatnya keluar dari kamar Direktur saat subuh. Ia sangat menginginkan pekerjaan hingga rela menjual tubuhnya. Jangan terlalu mengkritiknya. Direktur selalu memintaku melatihnya dengan benar. Mungkin Direktur benar-benar menyukainya."
Young In keluar dari toilet dengan kesal. Tapi bukannya marah-marah, Young In malah menjelaskan bahwa ia hanya bertepuk sebelah tangan. Hyun Suh tidak pernah menyukainya. "Jika kau ingin membicarakan aku, bicarakan apa yang kukatakan barusan." katanya.
Young In menyerahkan surat pengunduran diri pada Hyun Suh.
"Kenapa?" tanya Hyun Suh.
"Ini.. karena alasan pribadi." jawab Young In.
"Karena aku?"
"Karena kau memberiku pekerjaan, semua orang mengkritikmu." kata Young In. "Lagipula, sejak awal pekerjaan ini terlalu bagus untukku."
"Apa karena aku mengatakan bahwa aku tidak menyukaimu?" tanya Hyun Suh.
Young In diam sejenak. "Sampai jumpa." katanya pamit, menolak menjelaskan, kemudian berjalan pergi.
Setelah itu, Young In pamit pada Kyle.
Setelah berpikir beberapa saat, Hyun Suh keluar untuk mengejar Young In. Ia mengejar sampai stasiun kereta.
Tiba-tiba Hyun Suh mendengar suara Young In sedang menelepon di dalam mesin foto box. Young In sedang melamar pekerjaan.
Hyun Suh melihat dan mengambil foto Young In yang keluar.
Tidak lama kemudian Young In menutup telepon dan berjalan keluar. Hyun Suh bersembunyi, masih dengan memegang foto Young In.
Tanpa sadar fotonya ketinggalan, Young In berjalan masuk ke stasiun.
Hyun Suh kembali ke kantor. Ketika sekretarisnya hendak mengambil surat pengunduran diri Young In, Hyun Suh melarang. "Itu milikku." katanya. "Aku akan mengurusnya sendiri."
Dengan diam-diam, Hyun Suh masuk ke sebuah ruangan. Ruangan tersebut adalah ruang cctv. Ada seorang pria yang dengan teliti mengawasi.
"Apakah kau mau membuat kesepakatan denganku?" tanya Hyun Suh pada pria itu.
"Kesepakatan untuk siapa?"
"Bukan untuk siapa-siapa, tapi untuk hotel ini." jawab Hyun Suh.
Ketika Kyle sedang hendak membeli mobil baru, Young in menelepon karena ingin mengembalikan buku pemberian Kyle.
Kyle menjemput Young In dengan mobil barunya. "Naik!" katanya.
"Aku hanya ingin mengembalikan buku ini." tolak Young In.
"Naik!" ujar Kyle, memaksa. "Kau sedang makan malam? Itu makan malammu?"
Kyle berakhir dengan makan dipinggir jalan bersama Young In.
Setelah itu, Kyle mengantar Young In pulang. Young In terlihat sangat kaku dan canggung.
Hyun Suh pulang ke rumah. Tanpa sengaja, Soo Jin melihat foto Young In yang terbawa oleh Hyun Suh.
Soo Jin mengajak Hyun Suh minum dan mengobrol bersamanya. Mereka berbincang mengenai masa-masa dulu saat mereka masih sekolah. Hyun Suh sangat miskin dan sering meminjam uang pada Soo Jin untuk biaya kuliah, makan, buku, tempat tinggal dan lain sebagainya.
Kyle mengajari Young In berlatih mengemudi dengan mobil barunya. Tapi gagal. Ujung-ujungnya, Young In malah membuat mobil baru Kyle menabrak tiang listrik.
"Ah, apa yang harus kulakukan?" rengek Young In. "Jika kau tidak membiarkan aku mencoba mobil, ini semua tidak akan terjadi! Aku bahkan tidak pernah bermimpi mengemudikan mobil seperti ini. Berapa... berapa biaya kerusakan ini?"
Kyle hanya diam dan tersenyum mendengar ocehan Young In. "Tidak apa-apa, selama tidak ada yang terluka." katanya. "Pegang stir dan mundur. Jika kau menyerah disini, kau tidak akan bisa mengemudi seumur hidupmu."
Lama kelamaan, akhirnya Young In bisa menyetir mobil. Ia dan Kyle berteriak-teriak gembira.
Kyle mengantar Young In pulang.
"Jika kau memperbaiki ini, beri tahu aku." kata Young In, merasa tidak enak karena telah merusak mobil Kyle.
"Apa aku tidak boleh menghubungimu sebelum itu?" tanya Kyle.
"Jangan, jangan hubungi aku. Aku ingin melupakan semuanya tentang hotel. Aku ingin menjadi pengawas yang baik sepertimu, tapi sepertinya itu tidak mungkin. Murid pengawasmu akan mengucapkan selamat tinggal."
Young In menelepon Hyun Suh dan mengatakan bahwa ia mengundurkan diri bukan karena Hyun Suh. "Aku takut kau cemas. Karena itulah aku menelepon." katanya.
"Aku tidak mencemaskanmu." jawab Hyun Suh, memandang foto Young In.
"Kalau begitu, selamat malam dan selamat tinggal." kata Young In seraya menutup telepon.
Tidak lama kemudian, sebuah pesan masuk ke ponsel Hyun Suh. Pesan tersebut tertulis, "Aku menemukan apa yang kau inginkan."
Pesan tersebut berasal dari pengawas cctv hotel. Hyun Suh bergegas pergi.
Di tengah perjalanan, melihat tulisan U-turn (putar balik) yang terpampang di tiang rambu lalu lintas mengingatkan Hyun Suh pada Young In. Hyun Suh diam, berpikir. Dan akhirnya ia memutuskan untuk memutar balik mobilnya.
Bersambung
Forgetting Sarah Marshall
14 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar