Sinopsis Sorry, I Love You
Episode 15
Sejak pertemuan dengan Moo-hyeok, semangat hidup Yune mulai meredup. Menganggap ibunya sengaja membuang sang kakak dan Seo-kyung, ia meminta Deul-hee untuk tidak lagi peduli karena Yune sendiri sudah pasrah dengan nasibnya.
Perubahan itu sudah tentu membuat Deul-hee terpukul, ia berusaha menebus kesalahannya dengan mengunjungi Seo-kyung. Dasar apes, saat itu wanita yang sebenarnya adalah anak kandungnya tersebut sedang bertengkar hebat dengan Moo-hyeok, yang berbuntut dengan perginya pemuda itu.
Moo-hyeok sendiri ketika itu marah mendengar niat Seo-kyung yang ingin menikah dengannya, dan tambah panas melihat Deul-hee muncul sambil membawa banyak hadiah. Ia menduga bahwa itulah usaha sang ibu untuk menyogok kakak-beradik itu, tanpa tahu kalau Deul-hee mulai merasakan keterikatan batin yang kuat dengan Seo-kyung.
Perubahan sikap Eun-chae yang semakin sering melamun mulai disadari Yune, yang langsung menduga bahwa penyebabnya karena gadis itu selalu memikirkan Moo-hyeok. Terkejut oleh tudingan Yune, Eun-chae permisi keluar dan menelepon Moo-hyeok namun begitu suara pemuda itu terdengar, ia tidak dapat berkata apa-apa dan cuma bisa meneteskan air mata.
Moo-hyeok langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres, dan langsung berlari ke rumah sakit. Eun-chae sendiri sempat mengira kalau pemuda itu menyusul dan berdiri didepannya, sayang lagi-lagi itu hanya khayalannya. Saat diajak masuk kedalam oleh Yune, ia tidak tahu kalau di luar Moo-hyeok benar-benar menyusul.
Yune yang sadar dirinya tidak bisa menahan Eun-chae akhirnya menyampaikan ucapan yang mengejutkan : ia bersedia melepaskan Eun-chae asalkan gadis itu tidak bersama Moo-hyeok. Saat tinggal sendirian, ia menelepon Moo-hyeok dan memintanya untuk juga mau melepas Eun-chae namun ditolak.
Ketika hendak pulang ke rumah, Eun-chae yang lagi-lagi melamun mengalami kecelakaan dan nyaris saja dipukul seorang pria. Namun dari belakang muncul seseorang yang menahan : Moo-hyeok. Sempat mengira kalau itu adalah bagian dari halusinasinya, Eun-chae langsung mendekap pria itu sambil menangis ketika merasakan debaran jantung Moo-hyeok.
Sejak kejadian itu, sifat Eun-chae yang ceria kembali seperti semula. Bahkan, berulang kali ia mendapat kejutan ketika Moo-hyeok mendadak muncul dan menolongnya. Ketika tiba di rumah, Moo-hyeok meminta maaf pada Kal-chi dan mengatakan bahwa perlakuan kasarnya pada Seo-kyung disebabkan karena ia tidak punya waktu lagi untuk mengajari wanita itu.
Meski masih kecil, Kal-chi ternyata cukup sensitif dan melaporkan ucapan Moo-hyeok tersebut pada kakek angkatnya sambil menangis. Ketakutannya kalau sang paman bakal meninggal semakin mendekati kenyataan ketika ia mendapati Moo-hyeok terkapar di kamar mandi, ia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Eun-chae yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas ke rumah sakit, sambil menunggui Moo-hyeok ia teringat dengan ucapan pemuda itu yang memintanya untuk menjaga Seo-kyung dan Kal-chi. Di tempat lain, Deul-hee mengaku pada Dae-chun kalau dirinya merasa semakin dekat dengan Moo-hyeok, sehingga pria itu makin salah tingkah.
***
Ditemani Min-joo, Moo-hyeok berjuang melawan rasa sakitnya sambil terus memikirkan Eun-chae, ia seolah mampu merasakan gadis itu masih terus menungguinya. Min-joo sendiri merasa sangat tersentuh, apalagi Eun-chae tidak menyerah dan terus berusaha meneleponnya meski tidak diangkat.
Min-joo akhirnya menyerah, ia memberitahu Eun-chae tempat dimana Moo-hyeok berada. Begitu bertemu, Moo-hyeok bersikap dingin dan mengusir Eun-chae, namun kali ini gadis itu pantang mundur dan terus duduk menunggu di depan pintu kamar pemuda itu. Saat malam tiba, Moo-hyeok yang tidak tahan lagi akhirnya membopong Eun-chae kedalam.
Saat berada didalam kamar, Eun-chae mengulangi beberapa perkataan Moo-hyeok yang pernah disampaikan padanya hingga pria itu luluh, ia akhirnya setuju menghabiskan waktu bersama Eun-chae selama seharian di pinggir sebuah pantai.
Di tempat lain, Dae-chun mendatangi rumah Seo-kyung dan meminta kakek tua yang merawat wanita itu untuk mengurungkan niatnya mempublikasikan buku yang isinya membongkar aib masa lalu Oh Deul-hee namun tidak digubris meski pria itu sudah mengaku dirinyalah yang bertanggung jawab penuh atas kejadian yang menimpa Moo-hyeok dan Seo-kyung.
Berada bersama Moo-hyeok yang terus merasakan sakit kepala bukan hal mudah bagi Eun-chae, namun dengan telaten ia merawat pria itu sambil membisikkan supaya Moo-hyeok tidak perlu malu untuk berteriak bila merasakan sakit yang amat sangat.
Ketika malam tiba, Moo-hyeok sempat gugup ketika Eun-chae meminta pemuda itu tidur disebelahnya. Sadar kalau ia tidak bisa memberi masa depan yang indah pada gadis itu, Moo-hyeok dengan cepat meminta Eun-chae untuk tidak macam-macam dengannya.
Begitu membalikkan badan, dari belakang Eun-chae dengan erat memeluk pemuda itu. Menjelang pagi saat Moo-hyeok masih terlelap, diam-diam Eun-chae mengambil foto pemuda itu dari bagian mata, wajah, hingga bibir. Tak terasa, air mata gadis itu menetes dengan deras dan kali ini, ia tidak bisa membendung tangisnya.
Perubahan itu sudah tentu membuat Deul-hee terpukul, ia berusaha menebus kesalahannya dengan mengunjungi Seo-kyung. Dasar apes, saat itu wanita yang sebenarnya adalah anak kandungnya tersebut sedang bertengkar hebat dengan Moo-hyeok, yang berbuntut dengan perginya pemuda itu.
Moo-hyeok sendiri ketika itu marah mendengar niat Seo-kyung yang ingin menikah dengannya, dan tambah panas melihat Deul-hee muncul sambil membawa banyak hadiah. Ia menduga bahwa itulah usaha sang ibu untuk menyogok kakak-beradik itu, tanpa tahu kalau Deul-hee mulai merasakan keterikatan batin yang kuat dengan Seo-kyung.
Perubahan sikap Eun-chae yang semakin sering melamun mulai disadari Yune, yang langsung menduga bahwa penyebabnya karena gadis itu selalu memikirkan Moo-hyeok. Terkejut oleh tudingan Yune, Eun-chae permisi keluar dan menelepon Moo-hyeok namun begitu suara pemuda itu terdengar, ia tidak dapat berkata apa-apa dan cuma bisa meneteskan air mata.
Moo-hyeok langsung tahu ada sesuatu yang tidak beres, dan langsung berlari ke rumah sakit. Eun-chae sendiri sempat mengira kalau pemuda itu menyusul dan berdiri didepannya, sayang lagi-lagi itu hanya khayalannya. Saat diajak masuk kedalam oleh Yune, ia tidak tahu kalau di luar Moo-hyeok benar-benar menyusul.
Yune yang sadar dirinya tidak bisa menahan Eun-chae akhirnya menyampaikan ucapan yang mengejutkan : ia bersedia melepaskan Eun-chae asalkan gadis itu tidak bersama Moo-hyeok. Saat tinggal sendirian, ia menelepon Moo-hyeok dan memintanya untuk juga mau melepas Eun-chae namun ditolak.
Ketika hendak pulang ke rumah, Eun-chae yang lagi-lagi melamun mengalami kecelakaan dan nyaris saja dipukul seorang pria. Namun dari belakang muncul seseorang yang menahan : Moo-hyeok. Sempat mengira kalau itu adalah bagian dari halusinasinya, Eun-chae langsung mendekap pria itu sambil menangis ketika merasakan debaran jantung Moo-hyeok.
Sejak kejadian itu, sifat Eun-chae yang ceria kembali seperti semula. Bahkan, berulang kali ia mendapat kejutan ketika Moo-hyeok mendadak muncul dan menolongnya. Ketika tiba di rumah, Moo-hyeok meminta maaf pada Kal-chi dan mengatakan bahwa perlakuan kasarnya pada Seo-kyung disebabkan karena ia tidak punya waktu lagi untuk mengajari wanita itu.
Meski masih kecil, Kal-chi ternyata cukup sensitif dan melaporkan ucapan Moo-hyeok tersebut pada kakek angkatnya sambil menangis. Ketakutannya kalau sang paman bakal meninggal semakin mendekati kenyataan ketika ia mendapati Moo-hyeok terkapar di kamar mandi, ia langsung dilarikan ke rumah sakit.
Eun-chae yang mendengar kabar tersebut langsung bergegas ke rumah sakit, sambil menunggui Moo-hyeok ia teringat dengan ucapan pemuda itu yang memintanya untuk menjaga Seo-kyung dan Kal-chi. Di tempat lain, Deul-hee mengaku pada Dae-chun kalau dirinya merasa semakin dekat dengan Moo-hyeok, sehingga pria itu makin salah tingkah.
***
Ditemani Min-joo, Moo-hyeok berjuang melawan rasa sakitnya sambil terus memikirkan Eun-chae, ia seolah mampu merasakan gadis itu masih terus menungguinya. Min-joo sendiri merasa sangat tersentuh, apalagi Eun-chae tidak menyerah dan terus berusaha meneleponnya meski tidak diangkat.
Min-joo akhirnya menyerah, ia memberitahu Eun-chae tempat dimana Moo-hyeok berada. Begitu bertemu, Moo-hyeok bersikap dingin dan mengusir Eun-chae, namun kali ini gadis itu pantang mundur dan terus duduk menunggu di depan pintu kamar pemuda itu. Saat malam tiba, Moo-hyeok yang tidak tahan lagi akhirnya membopong Eun-chae kedalam.
Saat berada didalam kamar, Eun-chae mengulangi beberapa perkataan Moo-hyeok yang pernah disampaikan padanya hingga pria itu luluh, ia akhirnya setuju menghabiskan waktu bersama Eun-chae selama seharian di pinggir sebuah pantai.
Di tempat lain, Dae-chun mendatangi rumah Seo-kyung dan meminta kakek tua yang merawat wanita itu untuk mengurungkan niatnya mempublikasikan buku yang isinya membongkar aib masa lalu Oh Deul-hee namun tidak digubris meski pria itu sudah mengaku dirinyalah yang bertanggung jawab penuh atas kejadian yang menimpa Moo-hyeok dan Seo-kyung.
Berada bersama Moo-hyeok yang terus merasakan sakit kepala bukan hal mudah bagi Eun-chae, namun dengan telaten ia merawat pria itu sambil membisikkan supaya Moo-hyeok tidak perlu malu untuk berteriak bila merasakan sakit yang amat sangat.
Ketika malam tiba, Moo-hyeok sempat gugup ketika Eun-chae meminta pemuda itu tidur disebelahnya. Sadar kalau ia tidak bisa memberi masa depan yang indah pada gadis itu, Moo-hyeok dengan cepat meminta Eun-chae untuk tidak macam-macam dengannya.
Begitu membalikkan badan, dari belakang Eun-chae dengan erat memeluk pemuda itu. Menjelang pagi saat Moo-hyeok masih terlelap, diam-diam Eun-chae mengambil foto pemuda itu dari bagian mata, wajah, hingga bibir. Tak terasa, air mata gadis itu menetes dengan deras dan kali ini, ia tidak bisa membendung tangisnya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus